Friday, October 6, 2017

PSB CIKARANG SEKITARNYA (PUNGUAN SITOHANG BORU-BERE CIKARANG SEKITARNYA)

Dalam rangka memperkuat tali persaudaraan, menjaga dan melestarikan adat istiadatnya, suku batak pada umumnya memiliki filosopi yaitu DALIHAN NATOLU. Dalihan Natolu jika diterjemahkan secara langsung ialah tungku berkaki tiga. Akan tetapi bagi orang batak, Dalihan Natolu adalah sebuah filosofi yang melingkupi tiga kedudukan yang tidak terpisahkan.
1. Somba Marhula-hula.
Somba = sembah
Marhula-hula berasal dari kata Hula-hula yang artinya adalah kelompok marga istri, mulai dari istri kita, kelompok marga ibu (istri bapak), kelompok marga istri opung, dan beberapa generasi; kelompok marga istri anak, kelompok marga istri cucu, kelompok marga istri saudara dan seterusnya dari kelompok dongan tubu.
Maka Somba Marhula-hula dapat diartikan hormat kepada kelompok yang sudah disebutkan diatas.
2. Elek Marboru=lemah lembut tehadap boru/perempuan. Berarti rasa sayang yang tidak disertai maksud tersembunyi dan pamrih. Boru adalah anak perempuan kita, atau kelompok marga yang mengambil istri dari anak kita(anak perempuan kita). Sikap lemah lembut terhadap boru perlu, karena dulu borulah yang dapat diharapkan membantu mengerjakan sawah di ladang. Tanpa boru, mengadakan pesta suatu hal yang tidak mungkin dilakukan.
3. Manat Mardongan Tubu/sabutuha, suatu sikap berhati-hati terhadap sesama marga untuk mencegah salah paham dan menghindari jangan sampai terjadi pertikaiaan. Hati–hati dengan teman semarga. Kata orang tua-tua “hau na jonok do na boi marsiogoson” yang berarti kayu yang dekatlah yang dapat bergesekan. Ini menggambarkan bahwa begitu dekat dan seringnya hubungan terjadi, hingga dimungkinkan terjadi konflik, konflik kepentingan, kedudukan, dan lain-lain. Demikian penjelasan singkat tentang Dalihan Natolu. 
Untuk menjaga keutuhan Dalihan Natolu Tersebut, para tokoh-tokoh adat Batak mewacanakan berbagai acara ataupun kegiatan yang dapat mendukung keutuhan Dalihan Natolu tersebut. Ada banyak bentuk acara/kegiatan yang lazim kita dengar diluar acara adat tentunya, yaitu Bona Taon dan Arisan. Maka dari itu Penulis disini hanya membahas sesuai Judul PSB CIKARANG SEKITARNYA (PUNGUAN SITOHANG BORU-BERE CIKARANG SEKITARNYA) 

PSB CIKARANG SEKITARNYA
Berdiri sejak ...

Thursday, October 5, 2017

SILSILAH SITOHANG



SEJARAH

Marga Sitohang merupakan keturunan dari Ompu Pangaribuan yang merupakan anak kedua dari Ompu Tuan Situmorang. Ompu Pangaribuan diperkirakan hidup di Pulo Samosir Sumatera Utara sekitar abad ke 16.

Menurut berbagai catatan tertulis, nenek moyang orang Batak diduga berasal dari daerah yang sekarang merupakan bagian dari Myanmar (Burma). Hal ini diperkuat dengan banyaknya kesamaan fisik dan kebudayaan antara orang-orang suku Karen yang ada di Myanmar dengan orang-orang Batak dan barang-barang dan pakaian yang digunakan.

Belum diketahui kapan keturunan Ompu Pangaribuan mulai menggunakan marga Sitohang. Namun dari catatan sejarah yang ada pada zaman penjajahan Belanda, daerah yang sekarang menjadi Kecamatan Palipi Samosir adalah salah satu Bius (daerah kesatuan adat dan administratif yang independen) di tanah Batak yang dipimpin oleh keturunan marga Sitohang dengan gelar Raja Ihutan (Jaihutan). Setelah berhasil menghentikan perjuangan Raja Sisingamangaraja XII, Belanda menghapuskan daerah Bius sebagai upaya untuk menghilangkan ikatan daerah Bius dengan Raja Sisingamangaraja. Palipi dirubah menjadi wilayah administratif Hindia Belanda dengan sebutan Nagari. Kepala Nagari Palipi yang terakhir adalah Aleksander Sitohang yang salah satu keturunannya adalah Benhard Sitohang, seorang Profesor Ilmu Komputer di Institut Teknologi Bandung.

Saat ini sebagian besar keturunan Ompu Pangaribuan menggunakan marga Sitohang sebagai nama keluarganya. Meskipun demikian keturunan Ompu Pangaribuan yang merantau ke wilayah Silindung ada yang menggunakan marga Situmorang sebagai nama keluarganya. Di daerah Tanah Karo marga Sitohang sering mengasosiasikan atau memperkenalkan dirinya sebagai marga Peranginangin atau Pinem.


Silsilah Marga Sitohang
Dari silsilah yang banyak digunakan orang Batak Toba, Ompu Tuan Situmorang adalah anak kedua dari Siraja Lontung dari isterinya Siboru Pareme. Marga-marga Batak Toba, yang ada saat ini dikelompok menjadi dua yaitu Sorbadibanua (Sumba) dan Lontung.

Marga Sitohang merupakan keturunan Ompu Pangaribuan, yang merupakan anak kedua dari Ompu Tuan Situmorang.

Berikut ini adalah silsilah marga Sitohang ditarik dari Op. Tuan Situmorang:

I. Op Tuan Situmorang anaknya dua: 1.Panoparaja 2.Op. Pangaribuan

II.1. Panoparaja anaknya dua: 1.Ompuniambolas, dan 2.Parhujobung

II.2. Op. Pangaribuan anaknya satu: 1. Raja Babiat

III.1 Ompuniambolas anaknya dua: 1. Lumban Pande 2. Lumban Nahor

III.2 Parhujobung anaknya juga dua: 1.Suhutnihuta, dan 2.Tuan Ringo.

III.3. Raja Babiat anaknya tiga: 1. Darimangambat (Sitohang Uruk), 2. Raja Itubungna (Sitohang Tonga-tonga), dan 3. Ompubonanionan (Sitohang Toruan)

Perhitungan nomor silsilah keturunan Sipitu Ama khususnya marga Sitohang biasanya dimulai dari generasi keempat dari mana dia berasal. Saat ini nomor generasi keturunan marga Sitohang yang masih hidup adalah antara nomor 14-19.

Reverensi : 
Didukung:
https://cibelonline.blogspot.co.id/search/label/COMPANY%20PROFILE



www.melindastore.com/

Thursday, June 11, 2015

TUGU SITOHANG


Sejarah Pembangunan Tugu

Keluarga besar SITOHANG di seluruh Indonesia menyadari pentingnya pelestarian budaya daerah sebagai alat pemersatu sekaligus merupakan menifestasi dari pelaksanaan falsafah Dalihan Na Tolu. Untuk mengkongkritkan dasar pemikiran di atas disepakatilah pendirian tugu yang merupakan monumen dan melambangkan persatuan dan kesatuan seluruh keturunan SITOHANG di jagad raya ini. Diputuskan untuk mendirikan Tugu Marga Sitohang di tanah leluhur di Bona Ture Urat Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir yang disebut Tugu Pomparan Ompu Pangaribuan Sitohang.

Setelah melalui berbagai musyawarah menyangkut teknis dan pendanaan oleh tokoh-tokoh Sitohang pada masa itu dilaksanakanlah peletakan batu pertama pada pembangunan fisik pada tanggal 12 Agustus 1989 di atas sebidang tanah seluas 50x75m yang diberikan oleh beberapa orang keturunan Ompu Pangaribuan Sitohang. Adapun dana yang dibutuhkan sebsar Rp. 10.626.975 yang berasal dari sumbangan toktok ripe seluruh keturunan Sitohang dan sumbangan donatur.

Selesai pembangunan fisik dilaksanakanlah Pesta Peresmian Tugu pada 5-7 Juli 1991 setelah lebih dahulu Tugu Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama diresmikan. Pada upacara peresmian ini dipalu Ogung Sabangunan dengan mengundang hula-hula marga Limbong dan Manurung serta haha doli SItumorang. Boru Limbong adalah istri dari Raja Ompu Pangaribuan sedangkan Boru Manurung adalah istri Raja Babiat, anak satu-satunya dari Raja Ompu Pangaribuan.

Pembangunan Tahap II untuk meninggikan tugu dari 5 menjadi 10 meter sekaligus membuat ornamen pagar dalam tugu beserta prasasti dilaksanakan tahun itu juga sebagai upaya penyempurnaan fisik tugu.

Seiring dengan perjalanan waktu setelah 9 tahun (tahun 2000) kemudian penampilan fisik tugu sudah memudar dan kurang layak pandang sehingga dilakukanlah pemugaran atau rehabilitasi yang merupakan Pembangunan Tahap III untuk memasang keramik pada badan tugu dan tangga dengan menghabiskan biaya sebesar Rp. 30.270.000. Pelaksanaan pemugaran ini dikoordinir oleh Pengurus PSB Kotamadya Medan. Pada saat itu dirancanglah master plan Pembangunan Jangka Panjang Tugu berupa pemugaran kompleks tugu, pendirian rumah parsaktian dan sarana pendukung lainnya termasuk gardening (penghijauan/ pertamanan). Terbentur pada kesulitan dana program ini ternyata tidak dapat direalisasikan segera.

Kemudian pada tahun 2005 atas kontribusi dari seorang keturunan Sitohang yang merasa terpanggil dibangunlah kompleks tugu sesuai master plan dan sebagai ungkapan rasa sykur Keluarga Besar Sitohang dilaksanakan Pesta Syukuran dan HUT Tugu di Urat Samosir pada 24 Juli 2005.
 
 

MISI

  1. Menyelenggarakan Pendidikan Ilmu dan Teknologi dibidangnya
  2. Menerapkan dan Mengajarkan DALIHAN NATOLU sebaik mungkin
  3. Menjalin dan meningkatkan kerjasama kekeluargan yang erat secara nasional dan internasional 

VISI

Merevolusi Sitohang bermental unggulan yang multi talenta untuk menghasilakan generasi yang kompeten dan siap bersaing di era globalisasi saat ini dan yang akan datang serta berupaya mewujudkan peningkatan derajad ekonomi bermartabat.

NOMOR URUTKU SITOHANG

SILSILAH